Tiga tahun berkarya, nama Reality Club semakin berkibar di kancah musik tanah air. Di saat mereka rilis album kedua ini, ada nggak sih di antara lo yang masih belum tahu siapa saja yang ada di dalam band ini? Kalau ternyata ada, lo harus banget baca tulisan ini sampai selesai!
Lahirnya Reality Club dari Tiga Kepala
Meski belum tahu semua personil band-nya, ada salah satu nama yang mungkin tak asing di telinga lo, Fathia Izzati yang mengisi vokal dan keyboard. Menjadi satu-satunya cewek dalam band ini, Chia -sapaan akrabnya- juga dikenal sebagai seorang content creator yang aktif bikin video di channel YouTube Kittendust. Dialah salah satu inisiator band ini di tahun 2016.
Reality Club juga punya Faiz Novascotia Saripudin, kakak kandung Chia pada posisi gitar dan vokal. Ada juga Era Patigo pada drum, Nugi Wicaksono pada bas dan vokal latar, serta Iqbal Anggakusumah pada gitar. Formasi inilah yang mewujudkan album kedua mereka, What Do You Really Know di tahun 2019.
Reality Club pertama kali terbentuk pada 2016.
"Band ini awalnya terbentuk sewaktu bassist lama kami, Mayo Falmonti berniat untuk membentuk sebuah band bersama Era dan Fathia. Saat itu mereka sudah ada vokalis, bassist, drummer, dan kekurangan gitaris. Untungnya, ada dua gitaris yang saat itu juga bersedia bergabung," ungkap Reality Club.
Dua nama itu adalah Faiz, yang memang sudah sering main band bersama Chia sejak SMA, dan juga Iqbal, yang diakui cukup lihai dalam bermain gitar saat itu. Begitulah Reality Club bermula, hingga akhirnya Mayo Falmonti digantikan oleh Nugi Wicaksono.
Nano-Nano Inspirasi Musik Personel Reality Club
"Karena banyak dari kita sudah bermain di beberapa band sebelum Reality Club, inspirasi dalam membentuk sebuah band baru sebenarnya bisa datang dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Selain itu, kami juga terinspirasi dari band-band favorit kami," ungkap Reality Club.
Musisi favorit masing-masing personel Reality Club memang berbeda-beda. Fathia dan Faiz punya influence yang mirip. Sang adik suka The Strokes, sang kakak suka Arctic Monkeys. Era sendiri mengidolakan Eric Harland, sedangkan Nugi suka Red Hot Chilli Peppers, dan Iqbal yang terinspirasi oleh Led Zeppelin.
"Perbedaan warna ini sangat membantu kita dalam menambahkan elemen-elemen yang unik dari musik kita sendiri," imbuh mereka.
Proses Kreatif Buah Karya Reality Club
Setiap personel Reality Club bersinergi dalam proses kreatif.
Dalam segala hal yang dimiliki bersama, kerja sama tim sangat dibutuhkan jika ingin segalanya berjalan dengan lancar. Begitu juga yang dilakukan Reality Club dalam berkarya. Mereka punya andil masing-masing dalam proses kreatif, hingga lahirlah karya-karya musik yang lo dengar selama ini.
"Kadang seseorang dari kita punya ide sebuah lagu, lalu member lainnya ikut berperan dalam mengulik bagaimana lagu ini bisa menjadi lagu Reality Club. Di sini, influence yang berbeda-beda dari tiap member ikut berperan," papar Reality Club.
Pertama kali mewujudkan album, para personel Reality Club mengerjakan hampir semua hal secara mandiri. Bahkan take untuk gitar dan vokal, mereka mengerjakannya sendiri di kamar
Faiz. Dengan hasil yang bisa lo dengar di album Never Get Better, bisa dibilang mereka melakukannya dengan sangat baik.
"Proses album kedua kali ini melibatkan seorang produser yakni Wisnu Ikhsantama Wicaksana, yang juga menjadi produser sederet musisi-musisi lain seperti Feast, Hindia, Rebelsuns, Glaskaca, dan lain-lain," ungkap mereka.
Album kedua, What Do You Really Know yang rilis tahun 2019 mengarah ke konsep yang lebih mature. Mereka lebih banyak membahas hal-hal yang belum pernah dibahas di album pertama, 2017 lalu. Selain konsep, Reality Club juga ingin sisi produksi musik terutama aspek-aspek teknisnya lebih upgrade dari album pertama.
Bernaung di Bawah Payung Livehouse
Sangat penting bagi musisi yang memang ingin serius bergelut di dunia musik, untuk punya management yang membantu mengatur banyak hal, yang memang susah jika dilakukan secara multitasking oleh personelnya sendiri. Reality Club merasa sangat terbantu dengan bergabungnya mereka di bawah naungan talent management, Livehouse.
"Livehouse, cukup berperan dalam banyak hal, seperti booking, merchandise, media publishing, dan promotional marketing. Mereka sudah melakukan cukup banyak hal untuk menjaga band ini berjalan lancar sebagaimana mestinya," ungkap Reality Club.
Hal-hal tak terlihat, yang dikerjakan oleh management terkadang justru merupakan faktor penting dalam keberlangsungan sebuah band. Livehouse mengatur supaya Reality Club dapat panggung. Secara promosi ke luar memang tak nampak konvensional, tapi management membangun koneksi dan mengatur agenda, yang dampaknya sangat masif untuk band mereka.
Ya, pengalaman Reality Club dari panggung ke panggung memang tak luput dari campur tangan Livehouse. Bicara soal tur, mereka punya momen yang berkesan di tiap kota dan negara. Sambutan yang hangat membuat muda-mudi dalam band ini makin bersemangat untuk mempersembahkan yang terbaik dari mereka.
"Manggung yang lumayan berkesan itu pertama di Malang, soalnya pertama kali Reality Club manggung ke luar kota itu ke Malang. Alhamdulillah, rata-rata sambutannya baik setiap manggung. Paling berkesan lagi juga waktu manggung di Tokyo. Selain manggung internasional pertama, penonton Jepang meskipun bisa dibilang baru tahu musik Reality Club, apresiasinya sangat baik. Kuala Lumpur juga seru banget, crowd-nya asyik," papar mereka.
Bertahan Sejauh Ini dan Fokus pada Tujuan Reality Club
Berkarya dengan jujur adalah hal penting bagi Reality Club © Dokumen Pribadi Reality Club
Tak mudah mempertahankan sebuah band, hingga kini memasuki tahun ketiga. Tentu saja ada banyak faktor yang menjadi pengaruhnya, terutama bagaimana masing-masing personel
menjaga komitmen dan menyamakan tujuan mereka. Sangat penting juga untuk disiplin dalam latihan rutin yang menjadi momen bonding satu sama lain.
"Selain aspek teknis seperti latihan, menurut kami komitmen adalah kunci. Menurut kami sangatlah penting untuk memiliki komitmen dan goal yang sama ketika ingin memulai sesuatu yang sifatnya long-term. Kita mengadakan band meeting setiap minggu untuk memastikan kita punya cukup waktu berdiskusi dan membahas berbagai hal," terang mereka.
Reality Club sendiri punya tujuan besar yang mereka usung dalam menjalani band ini. Tujuan besar inilah yang menjadi detak jantung yang terus menghidupkan semangat masing-masing personel. Dalam perjalanannya, mereka hanya ingin semakin berkembang dan menikmati waktu-waktu bersama sebagai band dengan hati yang gembira.
"Tujuan besarnya yaitu to be the best that we can be. Mencapai potensial maksimal kita dan menjalani hidup yang stabil menjalankan apa yang kita sukai. Short-term-nya to grow steadily and have a great time," imbuh mereka.
Buat lo yang sudah punya karya tapi masih ragu dan malu untuk unjuk gigi pada khalayak, Reality Club punya pesan. "Lakuin aja. Bikin musik yang lo sendiri juga suka. Jangan berhenti belajar. Tetap jujur dalam berkarya."
So Urbaners, sekarang giliran lo untuk unjuk gigi tanpa ragu lagi! Lo punya peluang kok, untuk jadi besar seperti Reality Club, atau musisi lainnya seperti si multitalenta Arditho Pramono misalnya
Comments