Tentang Keterbatasan Venue Musik Klasik

Kapan terakhir lo denger musik klasik? Kita bisa menebak bahwa lo terakhir dengerin musik klasik ini di YouTube atau streaming di Spotify dan iTunes. Musik klasik sejatinya lebih parah ketimbang musik jazz. Pada zaman dahulu, mungkin lo hanya bisa dengerin musik jazz di restoran atau di saat konser. Tetapi sekarang musik jazz bisa gampang lo temuin di kafé manapun. Sebaliknya, musik klasik adalah musik yang bisa dibilang sangat-sangat eksklusif. Untuk mendengarkan musik klasik secara langsung, minimal lo harus datang ke konser, nggak ada tempat lain. Kalaupun ada restoran yang menyajikan musik klasik, lo harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk beli makan.

Di luar negeri sudah mulai ada beberapa kafé yang berisi musik klasik

Di New York, sepanjang East River, lo bisa menikmati musik klasik yang memang sengaja dimainkan oleh pemerintah New York City. Kemudian di Berlin dan San Francisco ada klub yang nggak pernah menyetel lagu Electronic Dance Music (EDM), melainkan lagu klasik. Nightclub tersebut adalah Yellow Lounge di Berlin dan SoundBox di San Fracisco. Tentu ini bukan suatu kebetulan, karena memang musik klasik ini adalah musik yang menenangkan.

Festival musik klasik = mahal

Tahun ini, perhelatan musik klasik berpusat kepada acara Toronto Symphony Orchestra. Ketika lo mendengar kata-kata orchestra, pasti lo segera berpikir bahwa perhelatan musik tersebut mahal. Memang benar Urbaners, lo memang harus merogoh kantong dalam-dalam untuk melihat musik tersebut. Tetapi di acara Toronto Symphony Orchestra ini ternyata ada pertemuan tertutup di antara para pebisnis yang datang. Pembahasannya bagaimana membawa musik klasik ini keluar festival dan dapat dinikmati orang banyak.

Musik yang diciptakan oleh Beethoven memang seperti membuat jurang besar yang terpisah antara musik mahal dan musik yang murah. Oleh karena itu, para pebisnis tersebut ingin meminimalisir jurang tersebut. Realisasinya, dalam waktu dekat akan ada festival musik klasik yang murah dan dapat dijangkau banyak orang.

Source: nationalpost.com